Tugas Kelompok Dosen Pembimbing
Perencanaan Pembelajaran Matematika Noviarni S.Si, M.Pd
DESAIN BAHAN AJAR, MEDIA PEMBELAJARAN
DAN ALAT PERAGA
Diajukan guna memenuhi
tugas perkuliahan
Perencanaan
Pembelajaran Matematika
OLEH :
Kelompok VII (Tujuh)
Mulya Rani Ananda 11115200780
Nurmini 11115200915
Nuzul Fitrah 11115200795
PMT V C
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya, makalah dengan judul Desain Bahan Ajar, Media
Pembelajaran dan Alat Peraga
dapat
diselesaikan. Sholawat dan salam juga senantiasa disampaikan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada
Buk Noviarni S.Si, M.Pd selaku pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Matematika yang telah memberi kepercayaan untuk menyelesaikan makalah ini.
Demi
kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Atas partisipasi semua pihak penulis ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Makna Desain....................................................................................... 3
B. Makna Bahan Ajar................................................................................ 3
C. Desain Bahan Ajar................................................................................ 4
D. Desain Media Pembelajaran................................................................. 7
E. Desain Alat Peraga................................................................................ 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu hal yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat. Pendidikan didapat dari proses
belajar dan belajar merupakan suatu proses pribadi yang tidak harus didapatkan
dari kegiatan pembelajaran. Namun dalam kegiatan belajar, peserta didik perlu
pendidik yang dapat mengarahkan semua aktifitas dalam memperoleh ilmu
pendidikan.
Dalam
dunia pendidikan, peran guru sangatlah penting. Gurulah yang membantu peserta didik
untuk menemukan siapa dirinya, kemana peserta didik akan pergi dan apa yang
harus peserta didik lakukan didunia. Karena pentingnya peran seorang guru maka
mestilah guru memiliki perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswanya
secara optimal. Guru juga dituntut mampu menyajikan pembelajaran yang bukan
semata-mata mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap tetapi juga
memiliki kemampuan meningkatkan kemandirian siswa. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan kompetensi dirinya agar sanggup menciptakan kondisi
pembelajaran yang memberikan kebebasan siswa untuk berpikir dan berpendapat
sesuai dengan perkembangan yang dimiliki.
Kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila hal-hal penting yang memenuhi
kegiatan pembelajaran itu lengkap yakni ketersediaan bahan ajar, media
pembelajaran dan alat peraga yang digunakan. Bahan ajar, media pembelajaran dan
alat peraga yang digunakan membantu guru dalam mengarahkan peserta didik untuk
dapat berpikir dan mencari serta berusaha untuk menciptakan sebuah pemikiran
dan pemahaman yang menyebabkan peserta didik sendiri mendapatkan pengetahuan.
Oleh
karena ketersediaan bahan ajar, media pembelajaran dan alat peraga sangat
penting dalam terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas maka penulis
mencoba untuk menggali dan membahas secara lengkap mengenai desain bahan ajar,
media pembelajaran dan alat peraga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan desain?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar,
media pembelajaran dan alat peraga?
3. Bagaimana desain bahan ajar, media
pembelajaran dan alat peraga yang baik
untuk digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulis dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
desain dan manfaatnya.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
bahan ajar, media pembelajaran dan alat peraga dalam proses pembelajaran.
3. Mengetahui bagaimana desain bahan ajar,
media pembelajaran dan alat peraga yang baik dan bisa digunakan pendidik
untuk membantu dan mempermudah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Makna Desain
Dalam
kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa desain berarti kerangka, persiapan atau
rancangan. Harjanto mengemukakan bahwa desain adalah berkaitan dengan penentuan
apa yang akan dilakukan. Menurut Steller, desain adalah hubungan antara apa
yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should
be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program
dan alokasi sumber.[1]
Herbert Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah.[2]
Desain
ini mendahului pelaksanaan sehingga guru adalah sebagai desainer (perancang)
sekaligus sebagai pelaksana. Desain menekankan pada usaha mengisi kesenjangan
antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa
yang di cita-citakan. Dengan kata lain
desain adalah suatu proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan
hasil yang diharapkan.
Jika
dilihat defenisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda namun
pada hakekatnya bermakna sama, yaitu sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud
yang akan datang. Jadi pada hakekatnya desain dapat dirumuskan sebagai suatu cara
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Makna Bahan Ajar
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan yang tertulis maupun bahan tidak tertulis.[3]
Kegiatan
pembelajaran bergantung juga pada bahan ajar. Bahan ajar merupakan informasi,
alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Agar bahan ajar yang akan disediakan memenuhi kualitas kegiatan
pembelajaran maka mestilah seorang guru perlu mendesain bahan ajar agar bahan
ajar yang digunakan dapat memudahkan pendidik dalam mengarahkan dan mengajarkan
dan memudahkan peserta didik dalam menerima ilmu pengetahuan yang diajarkan.
C. Desain Bahan Ajar
Dari
pengertian bahan ajar diatas, dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan
yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa seorang guru harus mampu mengerti, mengenali, dan
menyelami kebutuhan peserta didiknya. Dari hasil penyelidikan tersebut barulah
kemudian seorang guru memperoleh sejumlah informasi yang isinya adalah tentang
macam-macam kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara
optimal melalui kegiatan pembelajaran. Dan macam-macam kebutuhan peserta didik
itu pulalah yang pada dasarnya menjadi bahan baku penyusunan bahan ajar atau
dengan kata lain menjadi faktor penting dalam mendesain bahan ajar.
Struktur
bahan ajar setidaknya meliputi tujuh komponen sebagai berikut:[4]
1. Judul bahan ajar
Judul
adalah bagian keterangan singkat yang mencakup isi dan tema buku (uraian dan
sebagainya) atau kepala karangan atau tulisan.
2. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
Komponen
ini berisi keterangan singkat yang memandu para peserta didik ketika akan menggunakan
bahan ajar sehingga bisa memanfaatkannya secara maksimal.
3. Kompetensi dasar
Komponen ini menunjukkan kompetensi yang diharapkan
akan dapat dicapai peserta didik setelah menggunakan bahan ajar tersebut.
4. Informasi pendukung
Komponen
ini berisi mengenai berbagai uraian informasi pendukung yang dapat membawa
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.
5. Latihan-latihan
Komponen
latihan adalah sejumlah aktifitas yang perlu dilakukan peserta didik untuk
meningkatkan kompetensinya.
6. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar
Kerja (LK)
Komponen
ini berisi tugas dan langkah-langkah prosedural untuk suatu kegiatan praktik
pembelajaran tertentu.
7. Evaluasi (penilaian)
Penilaian
ini merupakan proses pembelajaran dan keberadaan bahan ajar bisa dinilai
berhasil atau gagal.
Tujuh
komponen diatas merupakan struktur bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak adalah
bahan ajar yang dalam pembuatannya menggunakan media cetak atau tulisan, jenis
bahan ajarnya antara lain yaitu:[5]
1. Handout
Materi
yang dikemas oleh guru dalam bentuk makalah, ringkasan suatu topik, tugas atau
tes yang diberikan kepada peserta didik secara terpisah-pisah (berbentuk
lembaran).
2. Buku
Salah satu jenis sumber
belajar yang menggunakan bahasa verbal berbentuk tulisan sebagai media
komunikasinya. Proses komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah dan
pembacanya cenderung pasif.
3. Modul
Hampir
mirip dengan buku, namun perbedaannya lebih didesain untuk sistem pembelajaran
mandiri.
4. Lembar kerja siswa
Lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
5. Brosur
Bahan
ajar cetak yang meliputi 4 komponen, yaitu: judul, kompetensi dasar, informasi
pendukung dan penilaian.
6. Leaflet
Memiliki
kesamaan struktur bahan ajar dengan brosur.
7. Wallchart
Memiliki
struktur yang sama dengan brosur dan leaflet namun hanya komponen judul yang
menjadi satu dengan bahan ajar.
8. Foto/gambar
Struktur foto atau
gambar meliputi 5 komponen. Komponen yang tercantum pada bahan juga hanya judul
sedangkan 4 komponen lainnya, diletakkan ada lembaran kertas lain. Bedanya
dengan wallchart adalah pada komponen tugas atau langkah kerja, komponen tidak
terdapat pada wallchart.
Tabel
V.1 Struktur Bahan Ajar Cetak
No
|
Komponen
|
Ht
|
Bu
|
Ml
|
LKS
|
Bro
|
Lf
|
Wch
|
F/Gb
|
1
|
Judul
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2
|
Petunjuk Belajar
|
−
|
−
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
−
|
3
|
KD/MP
|
−
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
4
|
Informasi pendukung
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
5
|
Latihan
|
−
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
6
|
Tugas/langkah kerja
|
−
|
−
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
**
|
7
|
Penilaian
|
−
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
**
|
**
|
Ket:
** Pada kertas lain
Dalam
pembuatan bahan ajar cetak sendiri, ada beberapa pedoman yang hendaknya
diperhatikan, yaitu:[6]
1. Judul atau materi yang disajikan harus
berintikan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
2. Untuk menyusun bahan ajar cetak, ada
enam hal yang perlu dimengerti:
a.
Susunan
tampilannya
b.
Bahasa
yang mudah
c.
Mampu
menguji pemahaman
d.
Adanya
stimulant
e.
Kemudahan
dibaca
f.
Materi
instruksional
D. Desain Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Rossi dan Breidle (1966) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti Radio, Televisi,
Buku Koran Majalah, dan sebagainya.[7]
Gerlach
& Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam hal ini yang
disebut media yakni Guru, Buku teks, dan lingkungan sekolah. Secara khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.[8]
Media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang didalamnya pengajaran
disampaikan. Pada saat ini, ada banyak media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
Dilihat
dari segi jenisnya,[9]
media pembelajaran dapat dibagi menjadi :
1. Media Auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan
kekuatan suara saja, seperti radio, dan rekaman suara.
2. Media Visual, yaitu media yang hanya
dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara,. Yang termasuk ke dalam media
ini adalah film slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk
bahan yang dicetak seperti media grafis
3. Media Audiovisual, yaitu jenis media
yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara, dan sebagainya. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik, sebab megandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
Dilihat dari kemampuan
jangkauannya, media dapat dibagi atas :
1. Media yang memiliki daya liput yang luas
dan serentak, seperti radio dan televisi.
2. Media yang memiliki daya liput yang
terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain
sebagainya.
Dilihat dari cara atau teknik
pemakaiannya, media dapat dibagi menjadi :
1. Media yang diproyeksikan, seperti film,
slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya.
2. Media yang tidak diproyeksikan, seperti
gambar foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa[10]
Adapun fungsi dari penggunaan media
pembelajaran yakni :
1. Memperjelas penyajian pesan (tidak
verbalis)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indra,
3. Objek bisa lebih besar/kecil
4. Dapat diulang sesuai kebutuhan atau
disimpan pada saat yang lain
5. Memungkinkan terjadinya proses
pengajaran yang yang lebih mempermudah, mempercepat, dan meningkatkan
keefektifan pencapaian tujuan pengajaran.
Sesuatu
yang dirancang oleh seorang guru untuk keefektifan dalam proses belajar
mengajar akan mempertimbangkan media pembelajaran yang akan digunakannya, agar
konsep matematika yang disampaikan bisa dipahami oleh siswa. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih bahkan mendesain media pembelajaran yakni :[11]
a.
Kompetensi
Pembelajaran
b.
Karakteristik
sasaran didik
c.
Karakteristik
media yang bersangkutan
d.
Waktu
yang tersedia
e.
Biaya
yang diperlukan
f.
Ketersediaan
fasilitas/peralatan
g.
Konteks
penggunaan
h.
Mutu
teknis media
E. Desain Alat Peraga
Alat pengajaran
adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektivitas dan efesiensi
pengajaran. Karena sifatnya yang demikian itu, maka sebagian orang yang ada
yang berpendapat atau menyebutkan alat pengajaran sebagai sarana belajar atau
sarana pengajaran. Alat pengajaran ini juga termasuk bagian dari sumber
pengajaran, karena dapat mempengaruhi tingkah laku para siswa.[12]
Sesuatu yang
dirancang pasti mempunyai tujuan dan fungsi agar alat peraga yang digunakan
dalam proses belajar menjadi efektif dan konsep matematika bisa lebih dipahami
oleh siswa. Beberapa fungsi alat peraga matematika yakni sebagai berikut :[13]
1.
Memudahkan
memahami suatu konsep matematika
Misal : Alat peraga
yang bertulis “+” dan “-“, alat peraga bangun datar, atau alat peraga bangun
ruang
2.
Menguatkan
atau menerampilkan konsep yang telah diberikan
Misal : Permainan Kartu
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat
3. Memotivasi atau untuk membangkitkan
ketertarikan siswa pada suatu konsep
Misalnya : Logika
Listrik, Limit Deret, peraga Al-Khawarizmi
4.
Sumber
belajar
Misalnya : Cara kerja
suatu alat peraga yang dapat dijadikan sumber belajar.
Seorang
siswa akan lebih mudah memahami konsep matematika ketika dia mempunyai
pengalaman langsung dengan konsep matematika tersebut. Namun, tidak semua
konsep yang bisa menggunakan objek-objek nyata dalam proses belajar mengajar
sehingga diperlukan suatu alat yang menggantikan objek-objek nyata tersebut
yang dikenal dengan alat peraga. Seorang guru harus bisa merancang dan
menentukan alat peraga yang sesuai dengan suatu konsep matematika. Untuk itu
perlu diperhatikan tujuan dalam pembuatan alat peraga tersebut.
Tujuan Umum:
1. Memberikan pengetahuan/pengertian,
pendapat dan konsep-konsepsesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai
2. Mengubah sikap dan persepsi terhadap
matematika menjadi lebih baik
3. Menanamkan tingkah laku/kebiasaan dan
pola pikir yang baru (Logis, Analitis, Sistematis, Kritis dan Kreatif)
Tujuan Khusus:
1. Sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
2. Memantapkan suatu konsep yang telah
dipelajari.
3. Menimbulkan perhatian terhadap sesuatu
konsep maupun permasalahan.
4. Memperkuat ingatan terhadap sesuatu
informasi/pengetahuan.
5. Membangkitkan motivasi.
6. Membantu menjelaskan fakta-fakta,
konsep, prinsip, dan keterampilan (suatu produser atau aturan untuk mendapatkan
hasil tertentu).
Menurut E.T
Russeffendi, ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga agar
sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran yaitu:
1. Sesuai dengan konsep matematika.
2. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman
konsep matematika).
3. Terbuat dari bahan-bahan yang ada
disekitar dan aman bagi kesehatan siswa/peserta didik.
4. Bentuk dan warnanya menarik.
5. Ukuran sesuai atau seimbang dengan
ukuran fisik dari siswa/peserta didik.
6. Mempunyai manfaat.
Pemilihan
alat pengajaran tidak jauh berbeda dengan prinsip pemilihan media pengajaran,
yakni :[14]
1. Adanya kejelasan dan ketegasan tujuan
pemilihan, yakni apakah alat pengajaran tersebut untuk alat bantu mengajar guru
atau alat bantu belajar siswa.
2. Adanya keharusan pemahaman tentang
karakteristik alat pengajaran, baik dari segi pembuatannya, fungsi maupun cara
penggunaannya oleh guru.
3. Adanya berbagai alat pengajaran yang
diperbandingkan, sehingga dapat memilih yang lebih cocok dengan kegiatan
pengajaran yang akan dilakukan.
4. Kesesuaian alat pengajaran yang dipilih
dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa.
5. Kemudahan dalam memperoleh peralatan
tersebut.
6. Kemudahan dalam penggunaannya.
7. Keterjaminan keamanan dalam
penggunaannya.
8. Ketersediaan dana untuk pengadaannya.
9. Kemudahan dalam penyimpanan dan
pemeliharaannya.
[1] Mardia Hayati, M.Ag, Desain
Pembelajaran Berbasis Karakter, (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2012),
hlm. 11-12
[3] Abdul
Majid, S.Ag, M.Pd, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm.173
[6] Ibid, hlm. 84
[7] Prof. Dr. H. Wina
Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta,
Kencana, 2008, hal. 204
[8] Prof. Dr. Azhar
Arsyad, M.A, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2011, hal. 3
[9] Prof.
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 300
[10] Op.cit. hlm.
15
[11] Zainal
Aqib, Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual, (Bandung:
Yrama Widya, 2013), hal. 53
[12] Prof. Dr. H. Abuddin
Nata, M.A, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta,
Kencana, 2009, hal. 301
[13] Sigit
Triguntoro dan Th. Widyantini, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika di SMP, Yogyakarta, Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPTK) Matematika, 2010, hal
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain
adalah suatu proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil
yang diharapkan. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan
pembelajaran bergantung juga pada bahan ajar. Bahan ajar merupakan informasi,
alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Agar bahan ajar yang akan disediakan memenuhi kualitas kegiatan
pembelajaran maka mestilah seorang guru perlu mendesain bahan ajar agar bahan
ajar yang digunakan dapat memudahkan pendidik dalam mengarahkan dan mengajarkan
dan memudahkan peserta didik dalam menerima ilmu pengetahuan yang diajarkan.
Media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang didalamnya pengajaran
disampaikan. Pada saat ini, ada banyak media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran.
Alat
pengajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektivitas dan
efesiensi pengajaran. Karena sifatnya yang demikian itu, maka sebagian orang
yang ada yang berpendapat atau menyebutkan alat pengajaran sebagai sarana
belajar atau sarana pengajaran. Alat pengajaran ini juga termasuk bagian dari
sumber pengajaran, karena dapat mempengaruhi tingkah laku para siswa.
B. Saran
Dalam
penulisan makalah ini, penulis telah berusaha menggali secara rinci pembahasan
mengenai desain bahan ajar, media pembelajaran dan alat peraga yang dapat
digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada para pembaca
untuk dapat mencari referensi lain, selain dapat melengkapi dan memperbaiki
kekurangan dalam penulisan makalah ini,
para pembaca juga dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam mengenai
pembahasan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press
Aqib, Zainal.
2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya
Hayati, Mardia. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis
Karakter. Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Nata, Abuddin.
2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar.
Yogyakarta: Pedagogia
Sanjaya,
Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Bandung: Kencana
Tri Guntoro,
Sigit dan Th. Widyantini. 2010. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika di SMP. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPTK) Matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar